De kahoeman Magelang, met opgave va

De kahoeman Magelang, met opgave van den naib als informateur,
is een klein onderdeel van Moentilan. De pesantrèns komen weder
aan de beurt, e n . . . . voor ons ongewenscht en onverwacht bereikt
het genoteerde het einde. Het laatst opgeschrevene is: „Kjahi Krapjang studeerde in Wananta (Tjirebon) is nu reeds tachtig jaar(?)
maar Kjahi Lengkong was al oud, toen hij daar was. Hij heet Abrar:
silsilah van tarikah in zijn grooten primbon, dien ik meenam, gaat
terug op Abdoelmoehji Karang.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kahoeman Magelang, menyatakan naib sebagai informateur,
adalah bagian kecil dari Moentilan. Datang pesantrèns re
gilirannya, e n.... ongewenscht dan tiba-tiba dicapai bagi kita
mencatat akhir. Terakhir Wananta opgeschrevene Kjahi Krapjang adalah: "belajar di (Cirebon) adalah sekarang sudah delapan puluh tahun (?)
tetapi Kjahi anak domba sudah tua, ketika ia berada di sana. Namanya adalah Abrar:
tarikah di dalam silsilah Gandhi mengambil dengannya, saya pergi
primbon kembali pada Abdoelmoehji Karang.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

The kahoeman Magelang, menunjukkan informan naib,
adalah bagian kecil dari Moentilan. Pesantren datang lagi
pada gilirannya, dan. . . . diinginkan bagi kita dan tiba-tiba mencapai
akhir dicatat. Opgeschrevene terakhir adalah "Kyahi Krapjang belajar di Wananta (Cirebon) sudah delapan puluh tahun (?)
tapi Kyahi Lengkong sudah tua ketika ia ada di sana. Namanya Abrar:
silsilah dari tarikah di primbon yang besar, yang saya ambil, pergi
kembali ke Abdoelmoehji Karang.