‘Hoe bestaat het! Die opstandige sc

‘Hoe bestaat het! Die opstandige schurk?’ roept de magazijnmeester uit. ‘Sinds we in Nederland de Bataafse Republiek hebben opgericht en de kant van Frankrijk hebben gekozen, heeft Nuku voortdurend samengespannen met de Engelsen om aan de macht te komen op Tidore en om zijn macht ten koste van Ternate uit te breiden. Nog geen twee jaar geleden pleegden Engelsen en Tidorezen bij dit fort een invasie om Ternate te veroveren. Ik stond erbij en mocht toekijken terwijl zij mijn magazijn leegroofden.’
‘Dat kan zijn,’ antwoordt Goldbach. ‘Maar u weet toch dat de prins van Oranje bij de oprichting van de Bataafse Republiek naar Engeland is gevlucht en zijn onderdanen in de koloniën heeft opgedragen om zich onder bescherming van de Engelsen te stellen? Alles liever dan dat de Fransen zich meester zouden maken van onze koloniën. Op Ambon en Banda waren de Engelsen al aan het bewind sinds 1796!’
Hij draait zich om en maakt aanstalten om het bastion weer te beklimmen, maar de magazijnmeester grijpt hem bij de arm. Hij ziet wit van woede: ‘Heeft u die Fransen met hun fraaie idealen van vrijheid en gelijkheid ooit op deze eilanden gezien? Tegen welke gevaren hebben we de bescherming van de Engelsen nodig? En waarvoor hebben we Nuku nodig? Denkt u dat Nuku het belang van de Hollandse natie op het oog had toen hij de kant van de Engelsen koos? Het enige waar het hem om ging, is dat Tidore een onafhankelijk rijk zou blijven. En dat is hem gelukt ook. Weet u dat op het paleis van Tidore nog steeds de Engelse vlag wappert?’
‘Pas op uw woorden,’ zegt Goldbach uit de hoogte, terwijl hij zich uit de greep van de magazijnmeester losmaakt. ‘Laat die vlag daar maar even hangen. Vorig jaar hebben Engeland en Frankrijk in Amiens een vrede gesloten, waarbij bepaald is dat de Bataafse Republiek haar koloniën terugkrijgt. De meeste in elk geval. De Engelsen zijn uit Oost-Indië vertrokken en Nuku zal weinig meer aan ze hebben. Tidore moet nu weer met ons zaken doen. We beginnen een nieuw hoofdstuk.’
Boven op het bastion gekomen, trekt hij zijn mantel strakker om zich heen. De lucht is met donkergrijze wolken dichtgetrokken en er steekt een straffe wind op. In de verte, om de hoek van Tidore, ziet hij een kleine vloot naderen.

Aan boord van de Tidorese schepen wordt niet gezongen, de trommelslagen jagen het tempo op waarin de manschappen de schepen voortpagaaien. De onrustige golfslag maakt de overtocht zwaar. De wimpels op de lange, lage staatsieprauw klapperen in de wind. Alleen het grote houten beeld van een zeekrokodil die in zijn volle lengte over de overkapping van het middendek ligt, lijkt onwrikbaar koers te houden.
De oude sultan Nuku staat op het middendek naast Zainal Abidin, zijn jongere broer en beoogde opvolger. Deze wijst naar voren: in de verte zijn de scherpe contouren van het fort Kajumerah met enige moeite al te onderscheiden. ‘Straks krijgt u uw troon terug. Men zal u toejuichen als kaitjili peperangan, de oorlogsprins, djou barakati, de zegenrijke heer. Het is een bekroning voor de strijd die u al die jaren heeft gevoerd, en een roemrijke dag voor Tidore.’
Nuku kijkt hem met een flauwe glimlach aan. ‘Denk je dat echt? Het is maar een troon.’ Zijn broer zwijgt beduusd.
‘Luister,’ zegt Nuku. ‘Hoe is onze strijd begonnen? In 1779 werden onze vader, sultan Djamaludin, en onze oudste broer gearresteerd en naar Batavia gebracht. Waarom? Hij had te weinig kruidnagelbomen en nootmuskaatbomen laten verwoesten. Hij was niet hard genoeg opgetreden tegen de rooftochten van zijn onderdanen op de Papoese eilanden. Enzovoorts. Maar die klachten waren er al jaren! De echte aanleiding was de brief die hij aan de Engelsen had gestuurd.’
‘Wat voor brief?’ vraagt Zainal Abidin.
‘De Engelsen hadden problemen met de route naar China door de Zuid-Chinese Zee,’ legt Nuku uit. ‘Te langzaam. Te gevaarlijk. Zij vroegen Tidore om vrije doorvaart door de Molukken, om via de Filippijnen op de Chinese havens te koersen. Onze vader schreef dat hij veel goeds over de

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

' Bagaimana! Penjahat yang memberontak? ' panggilan pemilik toko dengan. ' Karena kita telah membentuk Republik Batavia di Belanda dan telah memilih sisi Perancis, Nuku terus-menerus bersekongkol dengan Inggris datang ke kekuasaan pada kuasanya dengan mengorbankan Ternate dan Tidore. Kurang dari dua tahun yang lalu di benteng ini diserang oleh Inggris dan Tidorezen untuk menaklukkan invasi ke Ternate. Aku berdiri dan diizinkan untuk menonton sebagai mereka leegroofden gudang saya. '' Bahwa mungkin, "jawaban Goldbach. ' Tetapi Anda tahu bahwa Pangeran oranye dalam pembentukan Republik Batavia melarikan diri ke Inggris dan rakyatnya di koloni telah mendedikasikan dirinya sendiri di bawah perlindungan Inggris? Semuanya bukan bahwa Perancis akan membuat sendiri master koloni kita. Di Ambon dan Banda adalah Inggris sudah di kantor sejak 1796! 'Ia berbalik dan membuat pindah ke benteng untuk mendaki lagi, tapi pemilik toko dengan meraih dia. oleh lengan. Dia melihat putih kemarahan: ' Apakah Anda memiliki yang Prancis dengan cita-cita mereka indah kebebasan dan kesetaraan yang pernah melihat di pulau-pulau ini? Bahaya apa kami memiliki perlindungan yang diperlukan bahasa Inggris? Dan yang kita memiliki kebutuhan Nuku? Apakah Anda berpikir bahwa kepentingan bangsa Belanda Nuku telah melihat ketika ia memilih sisi bahasa Inggris? Satu-satunya hal yang ia adalah, adalah bahwa Tidore independen kaya. Dan yang juga telah menggantikannya. Apakah Anda tahu bahwa pada Palace Tidore, masih Inggris bendera gelombang? ''Kata-kata Anda, berhati-hatilah' mengatakan Goldbach sumbang, dari cengkeraman dari gudang. "Biarkan bendera yang ada tetapi hanya bergaul. Tahun lalu, Inggris dan Perancis di Amiens perdamaian, di mana dinyatakan bahwa Republik Batavia pulih koloninya. Kebanyakan dalam setiap kasus. Inggris keluar kiri Hindia dan Nuku akan memiliki sedikit lebih mereka memiliki. Tidore sekarang harus melakukan bisnis dengan kami lagi. Kita mulai bab baru. 'Datang di atas benteng, ia dons jubahnya ketat di sekelilingnya. Udara ditarik dengan awan abu-abu gelap dan angin yang kuat di sana pada. Di kejauhan, di sekitar sudut dari Tidore, ia melihat mendekati armada kecil.Kapal kapal tidak dinyanyikan, drumbeats Tidorese yang mengejar kecepatan di mana laki-laki voortpagaaien kapal. Gelombang yang bermasalah membuat persimpangan berat. Panji-panji pada upacara panjang, rendah PROA senewen angin. Hanya besar patung kayu buaya air asin yang panjang yang penuh di atap dek pertengahan, tampaknya tak tergoyahkan tingkat.Lama sultan Nuku adalah di pertengahan dek di Zainal Abidin, adik dan pengganti dimaksudkan. Titik ini muncul: di kejauhan adalah garis-garis tajam besar Kajumerah fort dengan beberapa upaya though. ' Segera Anda akan mendapatkan takhta Anda kembali. Anda akan menyambut, perang Pangeran, Darrell peperangan kaitjili barakati, Tuhan. Hal ini merupakan pencapaian mahkota untuk berjuang Anda semua tahun-tahun ini, dan hari mulia untuk Tidore. ' Nuku menatap kepadanya dengan lembut tersenyum. ' Apakah Anda benar-benar berpikir? Tetapi tahta. ' Saudaranya mengatakan apa-apa yang mengkhawatirkan.'Dengarkan,' kata Nuku. ' Bagaimana perjuangan kami dimulai? Pada tahun 1779 adalah Bapa kita, sultan Djamaludin, dan saudara kita tertua ditangkap dan dibawa ke Batavia. Mengapa? Dia punya terlalu sedikit cengkeh pohon dan pohon pala gudang. Dia tidak cukup keras terhadap serangan rakyatnya di Kepulauan Papoese. Dan seterusnya. Tetapi keluhan tersebut berada di sana selama bertahun-tahun! Motif nyata adalah surat yang telah dihantar kepada Inggris. ''Apa huruf?' meminta Zainal Abidin.'Inggris punya masalah dengan rute ke Cina oleh Laut Cina Selatan,' menjelaskan Nuku. ' Terlalu lambat. Terlalu berbahaya. Mereka meminta Tidore gratis bagian di wilayah Maluku, melalui Filipina pada port Cina untuk ras. Bapa kami menulis bahwa ia memiliki banyak hal baik tentang

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Bagaimana mungkin! Mereka bajingan pemberontak? " panggilan dari gudang. "Karena kita didirikan di Belanda, Republik Batavia dan memilih sisi Perancis, Nuku telah terus bersekongkol dengan Inggris untuk datang ke kekuasaan di Tidore dan untuk memperluas kekuasaannya dengan mengorbankan Ternate. Kurang dari dua tahun yang lalu berkomitmen orang Inggris dan Tidorezen di benteng ini invasi untuk menaklukkan Ternate. Aku berdiri di sana dan bisa menonton saat mereka menjarah toko saya.
'' Itu mungkin, "jawab Goldbach. "Tapi kau tahu bahwa Pangeran dari Orange melarikan diri ke pembentukan Republik Batavia ke Inggris dan rakyatnya diperintahkan dalam koloni untuk menempatkan diri mereka di bawah perlindungan Inggris? Apa-apa tapi bahwa Perancis akan merebut koloni kami. Ambon dan Banda, Inggris sudah berkuasa sejak 1796!
"Dia berbalik dan bersiap-siap untuk mendaki benteng lagi, tapi gudang meraih lengannya. Dia melihat putih dengan marah: "Apakah Anda memiliki Perancis dengan cita-cita baik mereka kebebasan dan kesetaraan pernah terlihat di pulau-pulau ini? Bahaya apa yang kita butuhkan perlindungan Inggris? Dan apa yang kita butuhkan Nuku? Apakah Anda berpikir Nuku kepentingan bangsa Belanda yang ada dalam pikiran ketika ia memihak Inggris? Satu-satunya hal yang menyangkut dia adalah bahwa Tidore tetap sebuah kerajaan independen. Dan dia berhasil juga. Apakah Anda masih memikirkan istana Tidore lalat bendera Inggris?
"" Perhatikan kata-kata Anda, "kata Goldbach angkuh, karena ia melepaskan diri dari cengkeraman gudang. "Biarkan bendera itu ada tapi menggantung bahkan. Tahun lalu, Inggris dan Prancis di Amiens menandatangani perdamaian, yang menyatakan bahwa Republik Batavia kembali koloninya. Sebagian besar dalam setiap kasus. Inggris telah meninggalkan Hindia dan Nuku akan memiliki sedikit lebih banyak untuk mereka. Tidore sekarang harus melakukan bisnis dengan kita. Kami memulai babak baru.
"Sampai datang benteng tersebut, ia menarik jubahnya ketat di sekelilingnya. Udara ditarik menutup dengan awan abu-abu gelap dan menempatkan angin kaku. Di kejauhan, di sudut Tidore, ia melihat mendekati armada kecil. Kapal kapal Tidore tidak dinyanyikan, drumbeats mengejar kecepatan di mana orang-orang voortpagaaien kapal. Gelombang gelisah membuat persimpangan sulit. Pita-pita pada panjang, staatsieprauw rendah berkibar di angin. Hanya patung kayu besar dari muara yang terletak di panjang penuh di atap dek tengah, tampaknya tak tergoyahkan saja. The Sultan Nuku tua di dek tengah berikutnya Zainal Abidin, adiknya dan penggantinya ditunjuk. Titik-titik ini muncul: di kejauhan kontur tajam benteng Kajumerah dengan beberapa kesulitan juga dibedakan. "Segera kami akan mengembalikan tahta Anda. Anda akan senang jika kaitjili peperangan, pangeran perang, Djou BARAKATI, tuan menang. Ini adalah puncak dari perjuangan yang membawa Anda bertahun-tahun, dan hari mulia untuk Tidore. "Nuku menatapnya dengan senyum samar. "Apakah Anda benar-benar berpikir begitu? Ini hanya singgasana. " Saudaranya diam bingung. "Dengar," kata Nuku. "Bagaimana perjuangan kita? Pada tahun 1779 adalah ayah kami, Sultan Djamaludin, dan menangkap kakak sulung kami dan dibawa ke Batavia. Mengapa? Dia memiliki pohon cengkeh sedikit dan pohon pala biarkan menghancurkan. Dia tidak mengambil tindakan yang cukup tegas terhadap penghancuran warga negaranya ke pulau-pulau Papua. Dan sebagainya. Tetapi mereka keluhan telah ada selama bertahun-tahun! Alasan sebenarnya adalah surat yang dikirim ke Inggris. "" Apa surat? " meminta Zainal Abidin. "Inggris memiliki masalah dengan rute ke China dari Laut China Selatan," jelas Nuku. "Terlalu lambat. Terlalu berbahaya. Mereka meminta Tidore untuk bagian gratis melalui Maluku, untuk harga di pelabuhan Cina melalui Filipina. Ayah kami menulis bahwa dia sangat dari