In het laatste beeld van mijn groot

In het laatste beeld van mijn grootvader van moeders kant, Hilbrand Goedhart, loopt een man al heel vroeg door huis, wat somber ogend, als na een zware nacht. En aten we bij hem thuis 's avonds de nasi die hij maakte. Met boemboegroenten van de toko, komkommer gesneden in repen in de lengte, seroendeng waarvan ik niet weet of hij het zelf roosterde, met een eigen kruidenmengsel, of dat hij het zo kocht. Gebakken banaan ook, pisang goreng, niet zoals bij de Chinees in een bloemdeegje in de diepe frituur, maar in de lengte doormidden in een koekenpan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dalam gambar terakhir kakekku, Shaikh baik hati, berjalan seorang sangat awal oleh House, apa suram-mencari, setelah malam yang berat. Dan kami makan di rumahnya di malam hari, nasi yang dibuatnya. Dengan boemboegroenten toko, ketimun potong memanjang ke strip, seroendeng yang saya tidak tahu jika ia dipanggang, dengan campuran herbal mereka sendiri, atau bahwa ia membeli begitu. Pisang goreng, pisang goreng, tidak seperti orang Cina di kue tepung dalam menggoreng, tetapi di setengah memanjang di atas penggorengan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pada gambar terakhir dari kakek saya, Hilbrand Goedhart, seorang pria berjalan melalui rumah sangat awal, beberapa suram tampak, dan setelah malam keras. Dan kami makan di rumahnya nasi malam yang dibuatnya. Dengan boemboegroenten toko, mentimun potong memanjang, seroendeng yang saya tidak tahu apakah dia sendiri panggang, dengan campuran herbal milik, atau bahwa ia membeli begitu. Pisang goreng juga, pisang goreng, tidak seperti Cina dalam bloemdeegje di penggorengan, tapi dalam setengah memanjang menjadi wajan.