Van Deventer vond, dat Nederland op

Van Deventer vond, dat Nederland op zijn beurt verplicht was iets terug te doen. Iets voor de Indonesische bevolking van Indië door de onttrokken miljoenen te besteden aan land en volk, die het hadden opgebracht.
Zoals gezegd een fatsoenlijke verklaring, die in Nederland ook wel indruk maakte. Maar deze verklaring en de propagering van deze ethische politiek, zoals ze al gauw werd genoemd, zou- den veel eerlijker geweest zijn en misschien aan duidelijkheid hebben gewonnen, als ze niet gepaard waren gegaan met de overwinning van wat Multatuli heeft genoemd: ‘Hoerah voor de particuliere industrie

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Van Deventer, Belanda yang pada gilirannya diwajibkan melakukan sesuatu kembali. Sesuatu untuk Indonesia penduduk India oleh jutaan diekstraksi untuk menghabiskan di darat dan orang-orang, yang telah menghasilkan.Seperti yang saya katakan penjelasan yang layak, yang juga disebut kesan yang dibuat di Belanda. Tetapi pernyataan ini dan cincin propage ini politik etis, sebagai mereka segera datang untuk dipanggil, akan menjadi lebih putih dan mungkin telah memenangkan, jika mereka tidak jelas telah bergandengan tangan dengan kemenangan apa Multatuli disebut: ' Hoerah untuk industri swasta

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pemikiran Deventer, Belanda, pada gilirannya, wajib untuk memberikan sesuatu kembali. Sesuatu untuk membayar orang Indonesia dari India oleh jutaan diekstrak dari negara dan rakyat, yang telah dibangkitkan itu.
Seperti yang saya katakan pernyataan yang layak, yang juga membuat kesan di Belanda. Tapi penjelasan ini dan propagasi ini politik etis, seperti yang disebutkan segera, garam telah menjadi lebih jujur dan mungkin telah mendapatkan kejelasan, karena mereka tidak disertai dengan kemenangan apa yang disebut Multatuli "Hoerah untuk industri swasta