Indische Nederlanders verwelkomden

Indische Nederlanders verwelkomden aanvankelijk de Ethische politiek, vonden haar zelfs niet ver genoeg gaan, maar de stemming bekoelde naarmate het Indonesische nationalisme krachtiger van zich deed spreken. Daarbij kwam dat de Ethische politiek leidde tot een – overigens
een zeer bescheiden – uitbreiding van het onderwijs voor de inheemse bevolking, wat al in de Eerste Wereldoorlog een voelbaar grotere concurrentie bracht voor de klerken posities, die voorheen een praktisch monopolie waren van de Indo-Europese groep.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Belanda awalnya disambut politik etis India, menemukannya bahkan tidak pergi cukup jauh, tapi suara berakhir, sebagai nasionalisme Indonesia yang lebih kuat dengan sendirinya. Selain itu, politik etis menyebabkan-kebetulan sangat sederhana – perluasan pendidikan bagi penduduk asli, yang sudah di perang dunia pertama membawa teraba greater persaingan untuk posisi Panitera, yang dahulu monopoli praktis dari kelompok Indo-Eropa.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

India Belanda awalnya menyambut politik Etis, bahkan tidak berpikir untuk pergi cukup jauh, tapi suasana dingin sebagai nasionalisme Indonesia yang kuat karena ia berbicara. Itu bahwa kebijakan Etika menyebabkan - kebetulan
yang sangat sederhana - yang dipimpin perluasan pendidikan bagi penduduk pribumi, yang sudah dirasakan meningkatnya persaingan dalam Perang Dunia Pertama untuk posisi pegawai, sebelumnya monopoli praktis dari Indo kelompok Eropa.