Teks. Seulimeum, 1oktober 19321. Nu

Teks. Seulimeum, 1oktober 1932
1. Nu moet ik jullie een grappig voorval veertellen: verleden week was er week sitting van de moesapat in sibree in de open voorgalerij van het kleine bestuurs kantoor. T . panglima polem , T tjhi ba et en T main en ik hadden juist achter de groene tafel plaats genomen, samen met teukoe sjeh moehammad, oelama
5.( islamitische schriftgeleerde), of daar stapte een in adatcostuum geklede atjeher op ons toe met de schilderachitige, geelrode gevlocthen koepiah op het hoofd, net zoals T panglima polem altijd draagt, en hij legde heel olechtig een boeng koesan (pakje) op tafel, iets dat gewikkeld was in grote pisang-blanderen. Hij groette beleefd en zei tegen mij, dat hij mij dit als gechenk kwam aanbieden.
10. En vroeg bevestiging of ik het geschen ook wilde aanvaarden. Dat hoort zo want een scheking bestaat aitjd uit een aanbieding (idjaad) aanvaarding kaboel, atjehs meukaboej). Ik kon moeilijk anders doen dan het geschengk tea anvaarden en pas daarna begon de man het bundeltje voorzichtig open te rollen. Tot ons aller verbazing kwam er een rustig slapend naakt jongetje uit te voorschijn.
15. de man verklaarde, dat dit kind “haram djadah” was, een kind uit een onwettige verhouding geboren , dat de moeder in een put had willen verdrinken, bevreesd voor de zchande, die haar bij ontdekking te wachten stond. Ik begreep het bes maar wist niet wat ik met dit kind zou moeten beginnen en zat even met de mond vol tanden, toen kreeg ik ineens een ingeving en ik vroekaan toukoe.
20 panglima polem, die aan mij rectherhand zat of, mijn geschenk aan hem moch overdragen, of hij het wilde aanvaarden gelukkig aarzelde hij geen ogenblik, lachte heel vrienddelijk en zei “meukabo ej”, ik anvaard het. Nou dat was een pak van mijn hart de panglima zei me na afloop van de zitting, dat het in zijn gampong lam sie niet op een of kinderen aankwam, dat zijn.
25 vrouw er wel raad mee zou weten.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

TEKS. 1oktober Seulimeum, 19321. sekarang aku perlu kalian hitungan musim semi insiden lucu: minggu lalu adalah minggu yang duduk di tempat terbuka untuk moesapat di Galeri sibree Kantor kelurahan kecil. T. Panglima polem, T tjhi ba et dan T utama dan saya telah mengambil tempat di belakang meja hijau, serta Baghdad, sjeh oelama teukoe 5. (sarjana Islam), atau tidak melangkah atjeher yang mengenakan adatcostuum pada kami dengan gevlocthen koepiah schilderachitige, kuning merah di kepala, seperti T panglima polem selalu membawa, dan ia menjelaskan sangat olechtig koesan boeng (paket) di atas meja, sesuatu yang terbungkus pisang-blanderen besar. Dia disambut dengan sopan dan mengatakan kepada saya, bahwa ia datang untuk menawarkan saya ini sebagai gechenk.10. konfirmasi dan bertanya apakah aku ingin menerima GI juga. Itulah oleh desain karena scheking aitjd dari Kabul menawarkan (idjaad), meukaboej penerimaan masyarakat Aceh). Aku bisa melakukan berbeda daripada teh geschengk mengambil sulit dan hanya kemudian mulai untuk roll bundel dengan hati-hati terbuka orang. Untuk mengejutkan semua orang datang tenang tidur anak laki-laki telanjang dari. 15. laki-laki menjelaskan, bahwa anak ini "haram djadah" lahir, seorang anak dari suatu hubungan yang ilegal, bahwa ibu ingin tenggelam dalam sebuah sumur, ketakutan akan zchande, yang menunggu dia di Discovery. Aku mengerti Berry tetapi tidak tahu apa yang saya harus mulai dengan anak ini dan duduk di sini dengan mulut penuh gigi, ketika saya tiba-tiba mendapat firasat dan vroekaan toukoe.20 polem panglima, yang bagi saya adalah rectherhand atau, hadiah kepadanya dia ingin mentransfer, atau menerima móch bahagia dia ragu-ragu tidak saat ini, sangat vrienddelijk tertawa dan berkata "meukabo ej", saya anvaard itu. Nah yang Pak hatiku panglima mengatakan kepada saya pada akhir sesi, itu dalam yang tidak pada gampong domba sie atau anak-anak tiba, bahwa nya.25 istri pegangan akan tahu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Teks. Seulimeum, 1 Oktober 1932
1. Sekarang saya harus memberitahu Anda musim semi sebuah kejadian lucu: minggu lalu duduk minggu moesapat di Sibree di galeri terbuka kantor administrasi kecil. T. Panglima Polem T ba Tjhi et dan T utama dan saya baru saja terjadi di belakang meja hijau, bersama dengan sjeh Teukoe Muhammad, Ulama
5. (cendekiawan Islam), atau ada sebuah melangkah adatcostuum berpakaian Atjeher pada kami dengan schilderachitige itu, kuning gevlocthen koepiah merah di kepala, seperti T Panglima Polem selalu memakai, dan dia menjelaskan sangat olechtig sebuah koesan bung (paket) di atas meja, sesuatu yang dibungkus besar pisang-hambar kehormatan. Dia disambut dengan sopan dan mengatakan kepada saya bahwa ia datang untuk menawarkan saya ini sebagai gechenk.
10. Dan konfirmasi awal jika saya akan menerima hadiah ,. Namun ini bukan sebagai kal raja aitjd terdiri dari tawaran (idjaad) penerimaan kabul, meukaboej Aceh). Aku bisa melakukan sedikit lain daripada anvaarden teh geschengk dan hanya kemudian orang itu mulai bundel dengan hati-hati membuka gulungan. Untuk mengejutkan semua orang, ada muncul dari tidur anak telanjang tenang.
15. Pria itu menjelaskan bahwa anak ini adalah "haram djadah" seorang anak yang lahir dari hubungan tidak sah, bahwa ibu itu ingin tenggelam dalam sumur, karena takut akan zchande yang menunggu di penemuannya. Saya mengerti berry tapi tidak tahu apa yang harus saya mulai dengan anak ini dan bahkan dengan lidah kelu ketika saya tiba-tiba firasat dan saya vroekaan toukoe.
20 Panglima Polem, yang duduk rectherhand kepada saya atau hadiah saya kepadanya Transfer moch, apakah ia akan menerimanya dengan senang hati ia ragu-ragu sejenak, tertawa teman cukup bermoral dan mengatakan "meukabo ej" Saya anvaard itu. Baik itu beban dari pikiran saya lima tumis mengatakan kepada saya setelah mendengar bahwa domba di sie gampong nya tidak tiba di anak, mereka.
25 dewan perempuan tidak akan tahu itu.