Dipa NegaraPangeran Anta Wiria, lat

Dipa Negara

Pangeran Anta Wiria, later meer als pangeran Dipa Negara bekend, waarschijnlijk omstr. 1785 geboren, was de zoon van den Sultan van Djokjakarta, Amangkoe Boewana III, en gesproten uit het huwelijk van dezen vorst met eene vrouw van mindere afkomst en daardoor volgens de adat niet tot den troon geroepen. Hij stond zijnen vader bij, toen deze zich tegen de aanslagen van diens vader, Sultan Sepoeh, onder de bescherming der Engelschen stelde; bij die gelegenheid schijnt hem het vooruitzicht te zijn geopend eenmaal op den troon van Djokja te komen. Na den dood van Amangkoe B. III en diens zoon Djarot werd echter niet Dipa Negara, maar de minderjarige zoon van Sultan Djarot als Sultan erkend; Dipa Negara schijnt daardoor zeer te zijn gegriefd, en voelde zich ten hoogste gekrenkt door zijne benoeming tot voogd van den vorst. In zijn jeugd had hij zich te Tegalredja, waar hij zich gewoonlijk ophield, onder den invloed zijner overgrootmoeder, aan godsdienstige beschouwingen overgegeven; visioenen en zwerftochten deden zijn godsdienstigen zin tot fanatisme overslaan, maar hadden ook het gevolg, dat hij door vele inlanders als de door Allah geroepen leidsman beschouwd werd, waartoe hij ook door voorspellingen schijnt te zijn opgewekt. Daarbij kwamen de zedeloosheid in den kraton, de groote lasten waaronder de bevolking gebukt ging, de aanmatigingen van den Rijksbestierder, waardoor de vijandige zin van Dipa Negara tegen het Eur. Bestuur werd aangewakkerd, terwijl de vertegenwoordigers van dat bestuur te Djokja groote zorgeloosheid aan den dag legden. De laatste stoot aan zijne vijandige voornemens werd gegeven door het doen aanleggen van een weg te Tegalredja zonder zijne voorkennis; een groot getal zijner aanhangers verzamelde zich op het gerucht, dat de resident zich van Dipa Negara wilde meester maken, en toen de Resident, na eerst getracht te hebben den pangeran vrijwillig naar Djokja te doen vertrekken, krachtig, wilde optreden, trof een gewapende aanslag geen doel, daar Dipa Negara ontvluchtte.
1. Waarschijnlijk
2. Gesproten (spruiten) uit
3. Het huwelijk
4. De afkomst
5. Niet tot den troon geroepen
6. De aanslag
7. De bescherming
8. Het vooruitzicht
9. Erkend
10. Gegriefd
11. Gekrenkt
12. De voogd
13. De beschouwing
14. Godsdienstig
15. Het visioen
16. De zwerftocht
17. De inlander
18. De leidsman
19. De voorspelling
20. De zedeloosheid
21. Gebukt gaan onder
22. De aanmatiging
23. De Rijksbestierder
24. Aangewakkerd worden
25. De vijandige zin
26. De zorgeloosheid
27. Het voornemen
28. Aanleggen
29. De voorkennis
30. Het gerucht
31. Zich meester maken van …
32. Krachtig
33. Optreden

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dipa NegaraPangeran Anta Wiria, kemudian dikenal sebagai pangeran Dipa Negara, mungkin lebih tahun 1880-an. 1785 lahir, adalah anak dari Sultan Yogyakarta, Boewana III, Amangkoe, dan sesuai dengan berkat dari perkawinan frost ini dengan seorang wanita keturunan yang lebih rendah dan dengan demikian sesuai dengan adat tidak menghampiri takhta disebut. Ia berdiri di ayahnya, maka mereka terhadap serangan ayahnya, Sultan Sepoeh, di bawah perlindungan Inggris disarankan; pada kesempatan itu tampaknya akan membuka sekali prospek dia di atas takhta Djokja datang. Setelah kematian Amangkoe b. III dan anaknya Dipa Negara Djarot bukanlah, tetapi anak kecil Sultan Djarot diakui sebagai Sultan; Dipa Negara tampaknya karena itu sangat sedih, dan merasa paling malu dengan penunjukannya sebagai wali dari embun beku. Di masa mudanya dia untuk Tegalredja, di mana ia biasanya Tinggalkan, di bawah pengaruh besar-neneknya, menyerah untuk pertimbangan-pertimbangan keagamaan; Visi dan pengembaraan yang saleh akal untuk fanatisme melakukan lewatkan saja, tapi juga memiliki konsekuensi, yang ia sebut oleh Allah oleh banyak penduduk asli sebagai Direktur rohani, dengan yang ia juga dianggap oleh prediksi tampaknya menjadi bersemangat. Luas amoralitas di kraton, Daniel tuduhan termasuk populasi beban, aanmatigingen bestierder van State, dimana arti bermusuhan Dipa Negara terhadap Eur, sementara wakil-wakil dari administrasi. adalah memicu Djokja groote kecerobohan yang ditegaskan untuk tata kelola. Tembakan terakhir ke intentions bermusuhan diberikan oleh pembangunan jalan harus dilakukan Tegalredja tanpa pengetahuan sebelumnya; sejumlah besar pendukungnya berkumpul pada desas-desus, bahwa penduduk Dipa Negara ingin membuat, dan ketika master penduduk, memiliki pertama berusaha memiliki den meninggalkan sukarela pangeran Djokja, kuat, liar tindakan menyerang sebuah serangan bersenjata, tidak berakhir, Dipa Negara melarikan diri.1. mungkin2. mana (tunas) dari3. perkawinan4 keturunan.5. tidak menghampiri takhta disebut6. serangan7. perlindungan8 prospek.9. diakui10. didukacitakan11. malu12 guardian.13 kontemplasi.14. agama15 visi.16 mengoceh.17. pribumi18. Direktur rohani19 prediksi.20. amoralitas21. penderitaan22. kesombongan23 bestierder.24. dirangsang25. arti bermusuhan26. kecerobohan27. usulan transaksi28. bangunan29 ramalan.30 desas-desus.31. menguasai dari...32. kuat33. Aksi

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dipanegara Pangeran Anta Wiria, kemudian dikenal sebagai pangeran Dipanegara, mungkin Omstr. Lahir pada tahun 1785, putra dari Sultan Yogyakarta adalah Amangku Boewana III, dan lahir dari pernikahan pangeran ini dengan seorang wanita asal rendah dan karena menurut adat tidak disebut takhta. Dia berdiri dengan ayahnya, ketika dia sendiri melawan serangan dari ayahnya, Sultan Sepoeh, diletakkan di bawah perlindungan Inggris; Pada kesempatan itu ia tampaknya telah membuka prospek untuk datang sekali pada takhta Yogya. Setelah kematian Amangku B. III dan anaknya Djarot namun Dipanegara, tetapi mengakui anak kecil Sultan Djarot sebagai Sultan; Dipanegara tampaknya karena itu menjadi sangat tersinggung, dan merasa dirinya sangat dirugikan oleh pengangkatannya sebagai wali dari sang pangeran. Di masa mudanya ia Tegalredja sendiri, di mana ia biasanya berhenti, di bawah pengaruh besar-neneknya, menyerahkan diri kepada pertimbangan agama; visi dan pengembaraan melakukan hukuman agamawan nya Loncat ke fanatisme, tetapi juga memiliki efek yang ia dianggap oleh banyak penduduk asli sebagai pemimpin dipanggil oleh Allah, yang ia tampaknya telah dihasilkan oleh prediksi. Ini mengungkapkan amoralitas di craton, beban besar yang populasi dipengaruhi, pretensi dari Rijksbestierder, membuat rasa bermusuhan Dipanegara terhadap Eur. Manajemen dipicu sedangkan perwakilan dari pemerintah yang ke Yogya kecerobohan besar dihukum hari. Pukulan terakhir untuk niat bermusuhan diungkapkan dengan mengajukan membangun jalan menuju Tegalredja tanpa sepengetahuannya; sejumlah besar pendukungnya berkumpul di desas-desus bahwa warga ingin merebut Dipanegara, dan ketika Residen, setelah pertama kali berusaha untuk memiliki pangeran secara sukarela pergi ke Yogya, kuat, penampilan liar, memukul serangan bersenjata tidak ada tujuan, ada Dipanegara melarikan diri. 1. Mungkin dua. Memperbaiki (kecambah) dari 3. Pernikahan 4. Asal 5. Tidak tahta disebut 6. Serangan 7. Perlindungan 8. Prospek 9. Diakui 10. Sedih 11. Terluka 12. Wali 13. Pertimbangan 14. Agama 15. Visi 16. The pelancongan 17. Asli 18. Panduan 19. Prediksi 20. Amoralitas 21. Menderita 22. Anggapan 23. The Rijksbestierder 24. Dipicu be 25. Kalimat bermusuhan 26. Kecerobohan 27. Maksud 28. Membangun 29. Ramalan 30. Rumour 31. Merebut ... 32. Powerfull 33. Tindakan