De wereld waarin Johan Huizinga op

De wereld waarin Johan Huizinga op 7 december 1872 werd geboren,
was het kleinstedelijke Groningen zelf, een stadje van ongeveer 42.000
inwoners, waar zijn vader professor was. Toch was de dominante persoon
in zijn vroege jeugd niet zijn vader, maar zijn grootvader, Jakob Huizinga
(1809-1894), een doopsgezinde dominee, rijk voorzien van de ‘heilige
aandoeningen’ die bij zijn kerkelijke voorkeur pasten. Zijn oudste zoon
Dirk (1840-1903), Huizinga’s vader, was tegelijk de grootste renegaat. Hij
studeerde weliswaar aan het Doopsgezind Seminarie te Amsterdam,
maar kwam daar onder de bekoring van moderne theologie en exacte
wetenschap, oude port en jonge actrices. De syfilis die hij eraan overhield
zou een doem op zijn verdere leven leggen. Hij liet het geloof achter zich
en werd atheïst en materialist en, na een tweede studie medicijnen, een
bekend en geacht fysioloog

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dunia di mana Johan Huizinga Lahir pada tanggal 7 Desember 1872,Itu adalah Groningen kota kecil itu sendiri, sebuah kota sekitar 42000penduduk, dimana ayahnya adalah seorang profesor. Namun itu orang dominandi kecilnya tidak ayahnya, tetapi kakeknya, Jakob Huizinga(1809 - 1894), Mennonite, pendeta kaya dengan ' Kuduskondisi bahwa pada preferensi gereja-Nya. Putra sulungnyaDirk (1840-1903), ayah Huizinga's, pada saat yang sama renegade terbesar. IaMeskipun belajar di seminari Pembaptis di Amsterdamtapi datang ada di bawah pencobaan terhadap teologi moden dan tepatIlmu pengetahuan, pelabuhan tua dan aktris muda. Sifilis yang dideritanyaakan hari kiamat di sisa hidupnya. Ia meninggalkan iman di balik itu sendiriateis dan materialis dan, setelah studi obat kedua,Fisiologi dikenal dan dianggap

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dunia di mana Johan Huizinga lahir pada 7 Desember 1872,
adalah kota kecil Groningen sendiri, sebuah kota sekitar 42.000
penduduk, di mana ayahnya adalah seorang profesor. Namun orang yang dominan adalah
di masa kecilnya tidak ayahnya tetapi kakeknya, Jacob Huizinga
(1809-1894), seorang pendeta Baptis, kaya dengan "suci
penyakit" yang cocok preferensi agamanya. Putra sulungnya
Dirk (1840-1903), ayah Huizinga ini, pernah menjadi pemberontak terbesar. Dia
diakui belajar di Seminari Baptis di Amsterdam,
tapi itu datang di bawah mantra teologi modern dan tepat
ilmu pengetahuan, pelabuhan tua dan aktris muda. Sifilis ia memegang itu
akan menempatkan azab pada kehidupan masa depannya. Dia tertinggal iman
dan menjadi seorang atheis dan materialis dan, setelah obat studi kedua,
ahli fisiologi terkenal dan dihormati