Paga Aroe Laboeadja, Soelewatang Tj

Paga Aroe Laboeadja, Soelewatang Tjina, een man met een ryk verladen, toonbeeld van een vervallen grootheid uit den Boneschen tyd (voor 1905).
Zyn moeder wijien Tjamandini (T 1918), Arung Kahoe, behoorende tot een der oudste vorsten geslachten van Zuid-Bone, was de weduwe van Abdul Hamid den zoon van de Radja van Bone. Haar zoon Paga, gesproten uit een vorig huwelijk met Patta Moesa, een persoon van voorname afkomst uit het Bonesche, werd geheel aan het Bonesche Hof groot gebracht, waar hy de lieveling was van de Poenggawa (zijn stiefvader Abdul Hamid).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Paga Aro Laboeadja, Tjina, seorang pria dengan penanganan ryk Soelewatang, menampilkan gambar kebesaran bobrok dari tyd Boneschen (1905).Ibu Zyn wijien Tjamandini (T 1918), salah satu Kahoe Pangeran tertua, behoorende Arung untuk genera Selatan-tulang, adalah janda Abdul Hamid putra Raja tulang. Anak lelakinya dari perkahwinan sebelumnya dengan Paga, mana Patta Magdy, seorang keturunan dibedakan dari Bonesche, itu sepenuhnya tergantung pengadilan Bonesche dibesarkan, mana hy adalah darling Punggawa (tirinya Abdul Hamid).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Paga Aru Laboeadja, Soelewatang Tjina, seorang pria dengan Ryk dimuat, lambang keagungan bobrok dari Bone Chen tegang (untuk 1905).
Ibu zyn wijien Tjamandini (T 1918), Arung Kahoe, milik salah satu keluarga pangeran tertua Selatan tulang, janda Abdul Hamid adalah anak dari Raja tulang. Anaknya Paga, bermunculan dari pernikahan sebelumnya dengan Patta Musa, orang dari garis keturunan dibedakan dari tulang Shaving, seluruhnya sampai ke tulang Serbia Pengadilan mengangkat, di mana dia favorit adalah Punggawa (ayah tirinya Abdulhamid).