“Medan, de hoofdplaats van Deli, ma

“Medan, de hoofdplaats van Deli, maakt dadelijk een alleraangnaamsten indruk. Men ziet aan alles dat men in een nog jonge stad is, in een welvarende plaats, vol krachtig opgewekt leven. Men zou Medan gevoeglijk "de tabaksstad" kunnen noemen, want feitelijk dankt zij aan de tabak haar ontstaan en steeds toenemenden bloei. Nog geen dertig jaar geleden was Medan een kleine,

onaanzienlijke,

zogenaamd versterkte kampong en eerst toen de ringsom gelegen tabaksplantages zich meer en meer uitbreiden,

werd die kampong, door haar gunstige ligging aan de Deli-rivier en de Baboera daartoe aangewezen,

plotseling en fraai, ruim aangelegde, bijna een Westersch karakter dragende stad, waar thans de groote etablissementen en kantoren der Deli-maatschappij gevestigd zijn. (... ) Men ziet aan de keurig nette goed gebouwde en weelderig ingerichte huizen, dat Medan niet op de penning behoeft te zien, dat men daai begrijpt, dat geld rond is en rollen moet en dat comfort en luxe zeer goed te vereenigen zijn met onvermoeid en hard werke.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Medan, ibukota Deli, membuat kesan alleraangnaamsten. Satu melihat untuk segala sesuatu yang berada di kota masih muda, di tempat yang sejahtera, penuh kehidupan kuat bersemangat. Salah satu mudah akan Medan "tembakau kota", karena mereka benar-benar berutang keberadaannya untuk tembakau dan menjadi mekar toenemenden. Kurang dari tiga puluh tahun yang lalu adalah kecil, Medan berarti, apa yang disebut diperkuat Kampung dan pertama kemudian ringsom terletak tembakau perkebunan semakin berkembang, Hotel Kampong menjadi, dengan lokasi yang nyaman untuk Sungai Deli dan Baboera Ruangan Khusus, tiba-tiba, luas dan indah, hampir Westersch karakter kota bantalan, dimana saat ini Daniel pendirian dan kantor Deli-masyarakat yang didirikan. (... ) Orang melihat untuk bersih baik dibangun dan boros dihiasi rumah, bukan pada penny untuk melihat bahwa Medan, bahwa salah satu memahami daai, bahwa uang bulat dan peran dan bahwa kenyamanan dan kemewahan untuk mengatur sangat baik dengan keras dan tanpa kenal lelah werke."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Medan, ibukota Deli, segera membuat kesan alleraangnaamsten. Kami melihat segala sesuatu yang salah adalah kota muda, kota yang makmur, penuh kehidupan dibangkitkan kuat. Satu bisa ada tujuan dalam Medan menyebutnya "kota tembakau" karena sebenarnya itu berutang untuk tembakau awal dan selalu ketika Menden mekar. Kurang dari tiga puluh tahun yang lalu Medan adalah, kecil

tidak signifikan,

kampung seharusnya diperkuat dan hanya ketika perkebunan tembakau ringsom terletak menyebar lebih dan lebih,

yang kampung itu, dengan lokasi yang menguntungkan di Sungai Deli dan Baboera ditunjuk,

tiba-tiba dan indah , luas, hampir karakter Westersch kota bantalan, di mana pada menyajikan pendirian besar dan kantor perusahaan Deli berada. (...) Satu dapat melihat rumah-rumah mewah yang rapi bersih dan tegap yang Medan tidak diperlukan untuk melihat medali, mana yang mengerti DAAI uang yang bulat dan gulungan butuhkan dan kenyamanan dan kemewahan bersatu dengan sangat baik dengan trou tak kenal lelah dan keras. "